“Saatnya Basmi Vampire Penghisap Energi”
Semenjak bisa menikmati menonton balapan motor GP dan Formula One, saya heran dengan apa dan bagaimana merawat dua kendaraan tercepat itu. Keheranan itu terjadi ketika saya melihat ada motor atau mobil tersebut ganti ban. Pada saat masuk pitstop, pengendara di atas motor atau mobil langsung dikerubuti sekelompok mekanik. Mereka ada yang mengganti ban dari kondisi basah ke kering atau sebaliknya, dan mengutak-atik mesin. Nah, penasaran saya tertumpu pada seorang mekanik yang sedang mengopersikan laptop di sisi kendaraan. Setelah saya amati, ternyata laptop itu terhubung dengan mesin kendaraan. Timbul pertanyaan: apa yang dilakukan mekanik itu dengan laptopnya?
Setelah mempelajari sistem injeksi atau Electronic Fuel Injection (EFI), saya baru tahu ternyata mekanik itu sedang mengatur ulang (tune up) otak kendaraan itu. Caranya dengan menganti memori rekam yang lama dengan yang baru. Rekam jejak yang diganti terkait dengan menghapus error, memodifikasi sinyal akselerasi dan segala data yang diperlukan. Tujuannya jelas agar kendaran yang di-tune up menjadi juara satu.
Keheranan saya berlanjut terkait dengan penggunaan kendaraan motor di Indonesia, bila dihubungkan dengan teknologi injeksi yang digunakan motor GP dan Formula One. Pertanyaan awam saya adalah: Kenapa saya belum menemukan atau menyaksikan kebanyakan motor dan mobil di sini yang diatur ulang dengan laptop atau komputer? Dari berbagai informasi tentang EFI yang saya pelajari, baru mengerti bahwa teeknologi injeksi di Indonesia masih terhitung baru. Oleh sebab itu pengaturan ulang melalui komputer di kendaraan motor masih dilakukan oleh ATPM-ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) yang mengeluarkan motor atau mobil EFI. Selain memang SDM yang bisa melakukan itu masih sedikit dan biasanya SDM tersebut bekerja di dealer resm, tujuannya agar tune up tidak dilakukan sembrono oleh orang kebanyakan. Kalau pengaturan dilakukan tidak sebagaimana mestinya maka otak kendaraan motor EFI akan “hang.” Akibatnya teknologi injeksi yang tertanam di kendaraan akan balik lagi mengeluarkan polusi pada emisi gas buang.
Yamaha Mixture JET-Fuel Injection
Emisi gas buang mengandaikan gas percampuran BBM dengan udara yang dipancarkan melalui knalpot hasil dari reaksi kimia serta fisika. Nah pada teknologi EFI, emisi gas buang bebas polusi. Sebaliknya pada kendaran karburator, gas yang dikeluarkan bercampur dengan timbal hasil dari reaksi kimia serta fisika yang tidak sempurna. Jadinya, kendaraan bermotor berkarburator sudah seperti Vampire penghisap energi. Ya sebab BBM yang seharusnya secara efisien dan efektif berguna untuk energi tenaga akselerasi motor, malah sebaliknya sia-sia karena sebagian terbuang percuma. Dampaknya, pemakaian BBM menjadi boros. Pengguna kendaraan bermotor jadi sering membeli Bensin. Dan efek domino pun terjadi, sampai pada akhirnya karburator sepeda motor menyebabkan krisis energi.
Solusi untuk menghambat krisis energi salah-satunya ya menggunakan sepeda motor berkaburator cerdas. Misal pada teknologi injeksi Yamaha yang disebut Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YMJET-FI), Premium yang digunakan pada sepeda motor pemakaiannya lebih hemat lebih dari 30 %. Mari hitung-hitungan penghematan. Harga Bensin per liternya untuk motor saat ini seharga Rp 4.500. Jika diandaikan sepeda motor tiap harinya mengkonsumsi 1 liter dan harga 1, maka untuk pemakaian setahun untuk 1 motor akan didapat Rp 4.500 x 365 = Rp 1.642.500. Jika dikalikan dengan 7.58 juta unit motor (data penjualan sepeda motor Januari-November 2011 dari Asosiasi Sepeda Motor Indonesia), maka didapat 124.501.500.000.000 (dibulatkan menjadi kurang lebih Rp 125 trilyun).
Jika semua motor yang dijual itu berteknologi injeksi yang menghemat BBM 30 %, maka total penghematan menjadi 37.350.450.000.000 (Rp 37 trilyun per tahun). Itu kalau dari sisi penghematan pengguna. Sedangkan pemerintah akan berhemat bensin sebesar 7.58 juta unit motor X 365 hari X 30 % = 830.010.000 liter. Tapi sayang pemerintah malah memilih opsi pembatasan subsidi BBM dengan cara pengalihan ke BBG (walaupun infrastrukturnya belum siap), daripada memilih opsi teknologi injeksi.
Berpikir, Bersikap, Dan Bertindak Cerdas
Padahal kalau pemerintah mau memilih opsi yang kedua, sejumlah ATPM di Indonesia telah siap seperti misal Yamaha dengan YMJET-FInya. YMJET-FI sendiri adalah suatu sistem mesin yang ditanam di sepeda motor yang dapat berpikir, bersikap, dan bertindak cerdas. Berpikir cerdas mengandaikan YMJET-FI dapat menangkap respon dari empat sensor yang terpasang di sepeda motor. Alat penangkapnya disebut ECU atau Electronic Control Unit (alat inilah yang disebut otak dari sebuah sistem EFI). Sedangkan empat sensor yang ditangkap oleh ECU secara cerdas adalah crank angle sensor (sensor yang berada di alat pemutar untuk menghidupkan mesin motor), intake temperature sensor (sensor yang memberi masukan data berupa suhu udara yang masuk ke pipa saluran isap udara), intake pressure sensor (sensor yang menginformasikan kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin), dan engine temperature sensor (sensor yang berupa data kondisi suhu mesin).
Bersikap cerdas mencerminkan YMJET-FI menerapkan Sistem Manajemen Mesin. Pengaturan pertama terkait tentang informasi imbangan ideal antara bensin dengan udara. Lalu informasi tersebut dikirim ke injektor. Lebih jauh, imbangan ideal antara bensin dengan udara disebut AFR (Air Fuel Ratio). Kalau diterjemahkan ke dalam angka, perbandingan idealnya adalah 14,7:1. 14,7 untuk Oksigen dan 1 untuk bensin. Artinya, kalau perimbangan itu tidak terjadi secara ideal maka timbal aka turut serta keluar dari knalpot kendaraan. Pengaturan kedua tentang cara kerja otomatis rangkaian komponen EFI. Kata kuncinya adalah otomatis yang berbeda dengan sistem kerja manual karburator.
Bertindak cerdas mengilustrasikan kinerja YMJET-FI pada sepeda motor mampu menyesuaikan dengan kondisi kinerja pengendaranya. Maksudnya kalau pengendara ingin lambat, cepat ataupun ketika dia jatuh, YMJET-FI dapat beradaptasi secara otomatis. Detailnya ketika motor berakselerasi lambat, maka jalur pertama (yang disebut Air Assist Passage) akan difungsikan. Berfungsi disini berarti katup (yang disebut Upstream Throttle Valve) akan terbuka untuk memberikan ruang masuk udara menuju injektor. Sedangkan ketika motor tingkat putaran mesinnya (RPM) cepat, maka jalur kedua (yang disebut Main Intake Passage) akan berfungsi karena katup Downstream Throttle Valve akan terbuka.
Mengapa harus ada dua katup? Ya karena kalau hanya satu katup saja maka jumlah udara yang masuk tidak terkontrol sehingga pada saat pembakaran (pengapian) pemborosan BBM akan terjadi. Adapun ketika motor jatuh ketika saat berakselerasi, maka kinerja YMJET-FI akan mati total agar tidak meledak atau membahayakan pengendara.
Butuh Perawatan Ekstra
Nah untuk menunjang tiga kecerdasan YMJET-FI itu, maka sistem EFI terdiri dari tiga komponen. Komponen pertama adalah segala alat yang berfungsi mengelola BBM hingga ke injektor. Ada fuel pump (pompa bahan bakar) yang berfungsi sebagai pemindah bahan bakar dari tangki BBM ke injektor. Ada Fuel Injector (alat suntuk bahan bakar) yang bertugas menyemburkan BBM ke silinder pengapian. Dalam YMJET-FI terbaru, bentuk semburannya sudah berupa asap (bukan lagi berbentuk percikan air dan atau kabut seperti yang tertanam di motor V-Ixion). Keuntungan bahan bakar berupa asap agar tingkat sebaran lebih luas pada saat pembakaran. Hal ini dikarenakan atom pada asap lebih kecil.
Komponen kedua adalah segala alat yang bertugas mengontrol sensor, suhu udara, jumlah udara dan listrik. Sebagian alat sudah saya sebutkan seperti ECU, crank angle sensor,intake temperature sensor, intake pressure sensor, dan engine temperature sensor. Termasuk juga dalam komponen ini adalah magnet dan regulator yang fungsinnya seperti tiang listrik. Yakni, pemindah listrik dari accu ke ECU, baterai dan komponen EFI lainnnya.
Komponen terakhir adah alat yang berhubungan dengan pemindahan udara seperti saluran kecil Air Assist Passage, katup Upstream Throttle Valve, saluran besar Main Intake Passage, dan katup Downstream Throttle Valve.
Begitu banyak komponen yang terpasang dalam sistem YMJET-FI, oleh karena itulah perawatan motor injeksi setidaknya harus lebih bijak daripada motor berkaburator. Lebih bijak berarti misal kalau ada kerusakan, lebih baik pembetulannya diserahkan ke bengkel resmi ATPM. Ya karena lagi-lagi teknologi EFI ini masih baru sehingga masih sedikit orang yang menguasai perawatannya. Kalau misalnya nekad membetulkan kerusakannya sendiri bisa-bisa motor anda akan balik lagi menjadi vampire penghisap energi.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, Semoga artikel di atas bisa bermanfaat.
Silakan komentar sesuai dengan artikel yang di sajikan!!!!
terima kasih.
andylaoe.blogspot.com